Thursday, March 12, 2009

SIAPAKAH AKU?

Doa persiapan
Ambillah ya Tuhan, dan terimalah
Semua yang ada padaku
Kebebasanku, Kehendakku, budi ingatanku
Semua yang telah Engkau berikan kepadaku
Aku persembahkan kembali kepadamu ya Tuhan.
Segala sesuatunya adalah milikMu
Gunakanlah sebagaimana Engkau kehendaki
Berilah aku rahmat dan kasihMu
Itu sudah cukup bagiku

Tuhan Terkasih
Tuhan terkasih, tolonglah aku
Untuk menyebarkan aromaMu kemana pun akui pergi
Genangilah jiwaku dengan air kehidupanMu
Rasukilah dan milikilah segenap keberadaanku sepenuhnya
Sehingga seluruh kehidupanku hanya bisa menjadi cahayaMu
Bersinarlah melalui diriku
Dan terjadilah demikian dalam diriku
Sehingga setiap jiwa yang kutemui
Bisa merasakan kehadiranMu dalam jiwaku
Biarlah mereka memandang bukan lagi aku,
Melainkan Engkau ya Tuhan,
Tinggallah bersamaku,maka aku akan bersinar
Karena Engkaulah yang paling bersinar
Besinar agar menjadi cahaya bagi yang lain
Cahaya itu ya Tuhan, hanya berasal dari padaMu
Dan tidak ada seberkas pun yang akan menjadi milikku
Engkaulah yang akan menyinari orang lain melalui diriku
Maka biarlah aku memujimu dengan cara yang paling Kau sukai:
Dengan menyinari orang-orang di sekitarku
Biarlah aku mengkotbahkanmu tanpa berkotbah,
Bukan dengan kata-kata, melainkan dengan contoh perbuatanku
Dengan kekuatan yang mempesona,
Pengaruh simpatik dari apa yang aku lakukan
Kepenuhan nyata dari cinta yang terkandung dalam hatiku untukMu
Ya Tuhan,
Buatlah aku berharga untuk melayani saudara-saudara di seluruh dunia
Yang hidup dan mati dalam kemiskinan dan kelaparan,
Dalam penderitaan dan kesusahan
Berilah mereka lewat tanganku, kehidupan
Dan dengan penuh pengertianku yang penuh cinta
Berilah mereka damai dan suka cita

Datanglah Tuhan
Datanglah Tuhan,
Dalam masa muda kami yang belia
Yang gemuruh oleh gerak
Yang hangat oleh cinta
Namun kadang panas oleh nafsu

Datanglah Tuhan,
Dalam masa muda kami yan belia
Yang diporak porandakan oleh keraguan
Dirobek-robek oleh ketakuan
Nyaris hancur oleh kemauan yang tak karuan

Datanglah Tuhan,
Dalam masa muda kami yang belia
Yang gamang dalam menghadapi masa depan
Yang gelisah dalam menentukan sikap saat digilas jaman

Datanglah Tuhan,
Dalam masa muda kami yang belia
Yang belum mampu menemukan jati diri
Yang belum mampu menerima situasi diri

Datanglah Tuhan
Jangan biarkan kami sendiri.

Kasih Tiada Batas
Saat ini, kita bersama,
Lewati hari berlalu, sembunyikan rasa
Menanti saat-saat kita berpisah
Tuk berbagi bersama yang kita alami

Hanya asa telah menyatukan
Segala rencana di hari baru
Sebarkan keinginan kita semua
Perjuangkan hidup bersama

Demi kebenaran keadilan
Dan perdamaian yang sejati

Hati kita sama
Tekad kita sama
S’mangat kita sama
Kasih tiada batasnya

SIAPAKAH AKU?

Tujuan
Mengenal realitas diri sebagai “Pribadi Ilahi” yang dikaruniai segala potensi untuk dapat memenuhi panggilan terlibat dalam kehidupan bersama menuju kesempurnaan.


Pertanyaan akan eksistensi diri.
Manusia adalah makhluk pencari makna. Segala hal dalam hidupnya dilakukan untuk menemukan sekaligus memberi makna pada dirinya. Dalam konteks itulah manusia selalu memiliki pertanyaan yang senantiasa aktual sepanjang hidupnya : Siapakah aku? Mengapa aku ada? Untuk apa aku hidup? Bagaimana kau menjalani hidupku? Apa yang hendak aku capai? Apa yang hendak aku lakukan dalam hidupku?
Disadari atau tidak, pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai hidup manusia itu selalu ada dalam diri manusia.

Ekspresi jati diri.
Berkaitan dengan usaha penemuan makna hidupnya itu, manusia berusaha untuk mengekspresikan dirinya dalam berbagai macam bentuk perilaku yang mengarah pada usaha untuk mencapai pengakuan atas jati dirinya. Dalam berbagai ragam profesi, melalui beragam atribut, dengan berbagai macam cara, manusia berusaha untuk menyatakan jati dirinya dan berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari sesamanya.

Pencarian tiada henti, tiada tepi.
Satu hal yang menjadi permenungan adalah, usaha manusia untuk menemukan jati diri, menyadari makna keberadaan dirinya seringkali menjadi sebuah usaha panjang yang barangkali tiada pernah bertepi. Bahkan terkadang menjadi usaha yang terhenti sia-sia tanpa hasil yang berarti. Terlebih lagi karena usaha pencarian itu diletakkan dalam kerangka atau pada tempat yang tidak semestinya. Manusia berusaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan eksistensi dan makna dirinya dalam realitas materi, profesi, kedudukan, peran, jabatan, strata sosial, kekayaan dan sejenisnya. Bukannya memberi hasil yang diharapkan, tetapi seringkali malah mengakibatkan keputusasaan, stress, frustrasi, depresi.

Yang Ilahi, pemilik jawaban pasti.
Sebenarnya manusia memiliki kemampuan yang sungguh dapat membantu ia menemukan jawaban atas pertanyaan mendasar dalam hidupnya. Manusia memiliki akal budi, hati nurani, kehendak bebas, yang memungkinkan ia mampu melihat dirinya sendiri dan juga realitas ‘Ilahi’ yang tidak nampak, yang berada di luar dirinya. Terlebih lagi manusia memiliki keyakinan, kepercayaan, iman, yang mampu menghantarkan ia pada pemahaman lebih mendalam akan asal dan tujuan hidupnya. Dalam keyakinannya, manusia menyadari bahwa keberadaan dirinya bukanlah merupakan kehendaknya sendiri. Realitas diri dan kehidupannya merupakan pengejawantahan dari ‘Kehendak Ilahi’ yang melampaui segala kemampuan dirinya. Dalam konteks inilah, maka jawaban akan pertanyaan mengenai eksistensi dan makna diri hanya akan dapat ditemukan jika manusia berusaha untuk memahami ‘Kehendak Ilahi’ atas penciptaannya.

Yang dikatakan Allah tentang aku.

Aku adalah gambar dan rupa Allah, diciptakan untuk mengembangkan diri dan menaklukkan bumi (Kej 1:26-28)

Aku diciptakan untuk mengasihi Allah dan sesama, menghormati Allah dan dan kehidupan, menghargai dan membela kehidupan karena keluhuran martabatnya (Kel 20:1-17)

Aku memiliki kelemahan, sekaligus kemuliaan dan kehormatan dan diberi kuasa atas ciptaan Allah yang lain (Mzm 8)

Aku adalah garam dan terang dunia, dipanggil Allah untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan damai (Mat 5:13-16)

Aku adalah anak Allah, dikasihi Allah apa adanya dan dipanggil untuk mengasihi sesama siapapun mereka demi kesempurnaan diriku (Mat 5:43-48)

Aku, manusia yang diberkati Allah dengan segala potensi untuk berkembang dan berbuah (mat 25:14-30)

Aku, manusia lemah yang berdosa, tetapi dimerdekakan oleh Kasih Allah yang begitu besar dalam diri Yesus Kristus (Gal 5:1-15)

Aku, bagian dari Gereja, Tubuh Kristus yang memiliki arti penting dan dipanggil untuk terlibat (1 Kor 12-18)

REALITAS HIDUP DAN DUNIAKU SAAT INI

Tujuan
Menyadari realitas dunia sebagai medan hidup sekaligus sarana untuk mewujudkan makna dan mencapai tujuan hidup.

Duniaku, medan dan sarana hidupku
Aku merupakan bagian tak terpisahkan dari sesamaku dan realitas duniaku saat ini. Sejak awal mula aku diciptakan dalam kesatuan dengan dunia dan sesamaku, dan aku hidup dalam kebersamaan dengan mereka. Dunia dan sesamaku menjadi partner bagiku untuk mengembangkan hidup dan mencapai tujuan hidup. Demikian juga sebaliknya. Aku menjadi partner bagi dunia dan sesamaku untuk mencapai tujuan mereka diciptakan. Konsekunsi yang tidak mungkin dapat aku tolak adalah : aku harus terlibat dalam dinamika hidup dunia dan sesamaku.

Realitas duniaku saat ini
Dunia sebagai medan sekaligus sarana hidupku saat ini merupakan dunia yang kompleks, diliputi berbagai macam situasi yang menuntut kepekaan sekaligus kepedulian. Ada realitas baik yang mesti aku ikuti dan kembangkan, sekaligus ada realitas buruk yang mesti aku hindari dan perbaiki. Duniaku memberiku banyak tawaran; nilai sekaligus jalan, yang menuntut aku untuk mampu memilih, memutuskan dan bertindak. Duniaku memberiku tantangan, yang menuntut aku untuk berani. Duniaku begitu luas, sekaligus sempit, yang menuntut aku untuk selalu mau mencari, sekaligus berani berdiam diri. Dalam kondisi seperti itulah aku dituntut untuk mampu dan mau mewujudkan tugas panggilanku sekaligus berusaha menemukan makna dan tujuan hidupku.

Lalu, aku harus bagaimana?
Mencari tapi tidak ketemu
Berjalan tapi tidak melangkah
Mengejar tapi tidak meraih
Bicara tapi tidak terdengar
Membuka mata tapi tidak melihat
Menggenggam tapi tidak merasa
Mengapa burung-burung berkicau?
Mengapa air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah?
Mengapa api selalu panas?
…………


Nasihat-nasihat dari Kitab Suci lebih dari cukup untuk menjalani hidup dengan segala kompleksitasnya. Namun lebih dari semua itu,satu hal yang harus senantiasa dilakukan adalah…sadar…sadar…sadar…sadar…sadar……………

Renungkanlah cerita singkat berikut ini.

Sebuah boneka garam berjalan beribu-ribu kilometer menjelajahi daratan, sampai akhirnya ia tiba di tepi laut.

Ia amat terpesona oleh pemandangan baru, masa yang bergerak-gerak, berbeda dengan segala sesuatu yang pernah ia lihat sebelumnya.

“Siapakah kau?” Tanya boneka garam kepada laut.

Sambil tersenyum laut menjawab:”Masuk dan lihatlah”

Maka boneka garam itu menceburkan diri ke laut. Semakin jauh masuk ke dalam laut, ia semakin larut, sampai hanya tinggal segumpal kecil saja. Sebelum gumpalan terakhir larut, boneka itu berteriak bahagia: “Sekarang aku tahu, siapakah aku!
....(DARI BURUNG BERKICAU)”

WHAT'S WRONG WITH BLOGGER?

What's wrong with blogger?
I have tried to post some articles, but they said: "Sorry..we can't....."

kegiatan anak-anak

kegiatan anak-anak

About Me